Blockchain: Tidak Hanya untuk Cryptocurrency

Posted in: Software   Data  
Tags: Blockchain   Decentralized Systems   Public Blockchain   Private Blockchain   Consortium Blockchain   Cyptocurrency  
Author: | | 3 minutes reading time

Artikel KR

Jika anda menyukai bidang investasi, istilah cryptocurrency atau mata uang kripto bukan merupakan istilah yang asing. Banyak cryptocurrency yang beredar dan bisa dijadikan sebagai investasi maupun alat pembayaran dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Kekurangan paling mendasar adalah tidak adanya nilai intrinsik. Kondisi ini menyebabkan nilai dari cryptocurrency sangat fluktuatif sehingga menyebabkan pandangan orang terhadap cryptocurrency cenderung negatif. Keberadaan cryptocurrency ini dimungkinkan oleh adanya teknologi yang disebut dengan blockchain.

Kasus kejahatan yang melibatkan cryptocurrency ini (dikenal dengan istilah cyptocurrency scams) juga cukup signifikan. Jenis kejahatan tersebut antara lain adalah skema ponzi, phishing scam, fraudulent ICO, blackmail, rug pull scam, giveaway scam, dan lain-lain. Kondisi seperti ini setidaknya menyebabkan istilah blockchain mempunyai sisi orientasi negatif meskipun secara teknologi masyarakat perlu mengetahui bahwa blockchain adalah teknologi.

Blockchain itu sendiri sebenarnya adalah sekumpulan catatan / ledger yang disimpan dalam bentuk block / blok dan antara satu blok dengan blok lainnya terhubung membentuk rantai (chain) yang aman melalui hash kriptografi dan dikelola dalam jaringan P2P / Peer-to-Peer. Dengan demikian, bisa dipastikan bahwa tidak akan ada perubahan / penghapusan data karena bisa setiap perubahan / penghapusan akan mengakibatkan hash kriptografi menjadi tidak cocok. Blockchain mulai muncul pada tahun 1982 dalam bentuk hasil disertasi dari David Chaum tapi baru muncul dalam bentuk jaringan terdesentralisasi tahun 2008 oleh orang / grup yang bernama Satoshi Nakamoto (sampai sekarang tidak diketahui identitas sebenarnya). Satoshi membuat blockchain sebagai suatu bagian inti dari cryptocurrency yang disebut Bitcoin. Cryptocurrency merupakan hasil dari salah satu jenis blockchain. Sampai saat ini, dunia mengenal beberapa jenis blockchain:

  1. Public blockchain: bersifat terbuka, siapapun bebas berpartisipasi. Blok dibentuk dan bisa diverifikasi oleh siapa saja. Siapapun bebas berpartisipasi di dalam jaringan blockchain publik ini. Contoh: Bitcoin, Ethereum, Near, Sui.
  2. Private / enterprise / permissioned blockchain: digunakan secara terbatas (individu, organisasi). Contoh: Quorum, Hyperledger Fabric.
  3. Consortium blockchain: mirip dengan public tapi lebih terbatas. Biasanya digunakan pada lebih dari satu organisasi dan hanya orang-orang dalam organisasi yang bisa mengakses. Diperlukan adanya pihak-pihak tertentu yang menjadi pengelola. Contoh: R3 Corda.

Public blockchain merupakan jenis yang biasanya mengandung unsur scam. Meski demikian, perlu dipahami juga bahwa jenis blockchain ini juga mempunyai banyak aplikasi positif, misalnya kita bisa menggunakan blockchain Stellar untuk kemudahan pengiriman uang (non cryptocurrency), IPFS untuk decentralized data storage, dan lain-lain.

Private dan consortium blockchain biasanya banyak digunakan untuk pengembangan aplikasi dalam skala terbatas. Akses immutable untuk data menyebabkan sistem menjadi lebih aman dan sistem menjadi lebih tangguh. Aplikasi yang dibangun menggunakan blockchain di ranah private maupun consortium memungkinkan akses yang relatif terkendali terhadap data di jaringan. Beberapa contoh penggunaan blockchain untuk keperluan tersebut antara lain adalah:

  1. Circulor menggunakan Hyperledger Fabric untuk pelacakan material pada sistem rantai pasokan mereka.
  2. Gavea adalah perusahaan teknologi pertanian Brazil yang menghubungkan rantai pasokan komoditas end-to-end dari pembeli ke penjual. Gavea menggunakan Corda di Marketplace-nya untuk pelacakan, transparansi, serta menghilangkan perantara.

Pada akhirnya, diperlukan pengetahuan yang memadai supaya kita bisa bijak menyikapi. Blockchain bisa digunakan untuk membangun aplikasi yang lebih kuat dan lebih aman. Selain itu, kondisi yang immutable memungkinkan kita bisa membangun aplikasi yang tidak memungkinkan adanya perubahan data (hak cipta, hak milik, identitas, transaksi keuangan, dan lain-lain). Pada sisi ini, kita bisa menggunakan blockchain sebagai backbone aplikasi secara optimal.

Catatan: artikel ini telah diterbitkan di koran KR - Rubrik Pendidikan - Jum’at, 31 Mei 2024. Tulisan di atas sedikit diubah untuk keperluan memperbaiki typo maupun kalimat yang kurang baik. Versi PDF tersedia.